Unsur
- unsur pembangun Puisi
Sebagaimana dalam bentuk prosa, puisi juga terbangun atas beberapa unsur pembangunnya. Dalam prosa, berbagai unsur
pembangunnya adalah alur, latar, tokoh, pusat, mengisahkan atau point of view, tema, amanat, dan gaya bahasa. Sedangkan berbagai
unsur pembangun puisi, menurut Boulton ( Esten, 1988 : 107; Mulyono, 1996 : 26
) adalah bentuk fisik dan bentuk mental.
Dua unsur tersebut dalam puisi bersifat padu. Artinya, di antara
keduanya tidak dapat dipisah - pisahkan. Berbagai unsur pembangun puisi
bersifat fungsional dalam kesatuannya, dan bersifat fungsional terhadap unsur
lainnya.
A. Bentuk Fisik
Bentuk fisik disebut juga struktur fisik, disebut juga
struktur sintaksis puisi, disebut juga bentuk, atau bahasa, atau unsur bunyi.
Apa yang kita lihat dalam bahasanya disebut struktur puisi. Menurut Waluyo
(1987: 27 ) struktur fisik atau bentuk fisik terdiiri atas baris-baris puisi
yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Dengan demikian yang termasuk bentuk
fisik adalah:
(1) Diksi;
(2) Pengimajian;
(3) Kata konkret;
(4) Majas;
(5) Verifikasi;
(6) Tipiografi, dan
(7) Sarana retorika
B. Bentuk Mental
Struktur batin atau bentuk mental puisi terdiri atas :
tema, nada, perasaan, dan amanat.
1) Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok (subject matter) yang
dikemukakan penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Pembaca harus
mengetahui latar belakang kehidupan penyair agar dapat dengan benar menafsirkan
tema puisinya. Karena itu, tema bersifat khusus ( diacu dari penyair), objektif
( semua pembaca harus menafsirkan sama), dan lugas (bukan makna kias yang
diambil dari konotasinya) (Waluyo, 2002:17).
Puisi-puisi Indonesia pada umumnya mengandung tema: ketuhanan,
kemanusiaan, cinta kasih, patrotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam,
keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan tema kesetikawanan.
2) Nada dan Suasanan Puisi
Di samping tema, puisi juga mengandung nada dan suasana kejiwaan. Nada
mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itulah lahir suasanan
puisi. Nada puisi bermacam-macam , diantaranya adalah: nada sinis, protes,
menggurui, membrontak, main-main, serius, patriotik, belas kasih, takut,
mencekam, santai, masa bodoh, pesimis, humor, mencemooh, kharismatik,
filosofis, dan khusuk.
3) Amanat Puisi
Amanat yang sering disebut juga dengan istilah pesan atau nasihat
merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Cara menyimpulkan
amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal.
Mulyono, Tri. 2013. Teori Apresiasi Puisi. Yogyakarta: Pustaka Senja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar